Pertempuran Hebat, Gembul Sungeong : Ini Gara-gara Perempuan

 

Cerita tentang sebuah fase kehidupan Gembul Sungeong ini sebelumnya sudah diunggah di https://kisahkitamanusia.blogspot.com.

 

MALAM itu, keheningan pecah oleh sebuah keributan. Konflik tersulut dan pertempuran antara hidup dan mati, nampaknya bakal segera terjadi.

Kulihat Gembul Sungeong yang kala itu sedang asyik nongkrong di atas pagar, sontak bangun. Kepalanya fokus pada asal suara, sekitar 100 meter darinya.

“Ada apa Mbul ?” tanyaku penasaran.

“Lihat Bos. Kesini cepetan. Itu lihat, Si Preman dan Si Belang ribut,” sahut Gembul Sungeong, yang juga kucing penguasa wilayah ini.

Ternyata benar, terlihat Si Preman dan Si Belang sudah siap-siap untuk bertarung.

Mereka saling menatap dan bulu di tubuh serta ekornya tampak berdiri tegak.

Keduanya juga sama-sama membengkok dan kaki mereka juga seperti sedang membuat pertahanan.

Sementara itu didekat mereka tampak seekor kucing oren, tampak duduk santai memperhatikan kedua.

“Wah..... ini gawat Mbul. Bisa-bisa perang ini,” kataku.

“Biar saja Bos. Kami bangsa kucing memang punya budaya seperti ini. Bertarung untuk memperebutkan perempuan. Ehhh maksudku betina.”

“Tapi masalahnya ini sudah malam Mbul. Waktunya manusia beristirahat. Mereka bisa marah kalau terganggu,” sahutku.

Aku mencoba menjelaskan padanya, bahwa manusia umumnya hanya punya waktu pada malam hari untuk beristirahat.

Itu karena pada pagi hingga sore, mereka harus bekerja.

Segera aku beranjak untuk melerai kedua kucing itu agar tak bikin kerusuhan.

Tapi untuk membubarkan, tentu aku tak perlu menggunakan gas air mata, pentungan, tameng, apalagi peluru tajam.

Cukup dengan water cannon, dari selang air PDAM yang setiap malam selalu menyembur kuat.

Dengan begitu tak perlu ada yang matanya pedih, sesak napas, atau tewas, dan kerusuhan pun segera berakhir.

“Whoi... Hati-hati bos. Jangan sampai aku kena siram. Harus tepat sasaran bos. Jangan sampai yang tidak salah jadi korban,” teriak Gembul Sungeong sambil melompat dan bersembunyi di bawah meja.

“Oke Mbul. Tenang saja. Nggak akan kena kamu.”

Ku arahnya ujung penyemprot air dan sesaat kemudian sorrrrr. Air menyembur kuat hingga mengenai Si Preman, Si Belang, dan Si Oren.

Tentu saja ketiganya tak menyangka bakal kena tembakan water cannon yang begitu kuat. Ketiganya pun bubar dan berlarian ke segala arah.

Beruntung bagi Gembul Sungeong. Si Oren yang saat itu juga panik, langsung berlari ke arah Gembul Sungeong.

“Wah... ini asik bos. Sip Bos. Jadinya aku dapat cewek. Makasih ya Bos,” kata Gembul Sungeong yang saat itu sebenarnya juga sudah memasuki musim kawin. (Purwoko)

Komentar