Physical Distancing ala Gembul Sungeong




Foto :
Purwoko
SEHARIAN Gembul Sungeong, kucingku yang berusia setahun itu tidur melulu.
Tengah hari, dia memang bangun untuk meminta makan. Rupanya dia hapal betul, kapan para bosnya makan siang. Saat itu dia juga minta jatah.
Tentu saja, kegiatannya yang banyak makan dan tidur, membuat dia sukses menjaga kegembulannya.
Hanya ketika malam, dia lebih sering berada di luar rumah. Saat itulah beberapa kali muncul kegaduhan.
Setiap ada kucing jantan lain yang masuk halaman rumah, Gembul selalu bereaksi dengan melabrak.
"Ini wilayahku. Tidak boleh masuk !!!! Ngeong...ngeong!!!" teriaknya.
Tetapi suatu ketika, sang jago kandang itu rupanya kena batunya.
Saat itu yang datang seekor kucing jantan yang lebih tua. Walaupun corak bulunya sama dengan Gembul, tetapi badan kucing liar itu lebih kekar berotot.
Ketika melihat Pak Preman, Gembul spontan lari terbirit-birit hendak masuk ke rumah. Tetapi sial baginya. Tubuhnya yang gempal, membuatnya kesulitan melalui celah sempit di pintu pagar.
Tanpa ampun, pantatnya yang masih berada di luar, langsung jadi sasaran Pak Preman
"Ngeooonggg.....Waduh....ampun bapak... Ampun...!!!!!" teriak Gembul kesakitan.
Peristiwa menyakitkan berhadapan dengan sang bapak, membuat Gembul kini harus menerapkan physical distancing. Dia menjadi lebih sering berada di rumah, untuk menghindari musuh bebuyutan, yaitu Pak Preman, yang juga bapaknya.
"Mau tidur lagi Mbul ?" tanyaku ketika melihatnya mulai menjilati seluruh tubuh.
"Ngaung..... Enakan tidur bos, dari pada ketemu preman. Di sini aku aman, bisa menjaga kegembulanku. Sementara kalau di luar, aku terancam," jawabnya sambil mulai tidur. (***)

Komentar