Komunikasi Itu Anugerah


Hello darkness, my old friend
I've come to talk with you again
Because a vision softly creeping
Left its seeds while I was sleeping
And the vision that was planted in my brain
Still remains 
Within the sound of silence

Itulah sebait lirik dari lagu sound of silence, yang ditulis Paul Simon, satu dari duo Simon and Garfunkel, pada Februari 1964. Sebenarnya, Paul Simon, menulis lagu itu, dilatarbelakangi kegemarannya bermain gitar dalam kesendirian.
"Hal terutama tentang bermain gitar, adalah saat saya dapat duduk sendirian lalu bermain dan bermimpi. Dan saya selalu senang melakukannya. Saya suka pergi ke kamar mandi, karena tempat itu berubin, jadi agak seperti ruang gema kecil. Saya akan memutar keran supaya air bisa mengalir - Saya menyukai suara itu, sangat menenangkan bagi saya - dan saya mulai bermain (gitar). (wikipedia.org)

Dari lagu tersebut, kita ingat bahwa orang kadang-kadang menyukai kesunyian dan kesendirian. Namun pada waktu lain, kita tentu akan kembali berhubungan dengan orang-orang lain. Demikianlah, selain memiliki kebutuhan dasar seperti makan dan minum, sebagai mahluk sosial, manusia juga sangat butuh berinteraksi dengan sesamanya.
Lalu, pernahkah kita membayangkan, apa jadinya jika Tuhan tidak memberikan kemampuan  manusia untuk berkomunikasi ? Sulit untuk membayangkannya.
Ya, komunikasi adalah salah satu anugerah yang tak ternilai harganya dari Tuhan kepada manusia. Sering kita melupakan ini, karena setiap saat kita bebas berkomunikasi dengan orang lain.
Anugerah itu baru terasa, ketika komunikasi kita menjadi sangat dibatasi. Seperti sebuah kisah yang dialami anak bernama Genie, dari Los Angeles, California.
Dalam “Psikologi Komunikasi”, yang ditulis Jalaludin Rakhmat pada 1985, dia menceritakan tentang Genie. Cerita serupa juga pernah dipublikasikan intisari.grid.id pada Sabtu, 14 September 2019.
Genie Wiley (nama samaran),  lahir pada 1957 dari pasangan suami istri Clark Wiley dan Irene Oglesby. Oglesby adalah seorang pengungsi Dust Bowl, yang telah pergi Los Angeles, di mana dia bertemu suaminya, Clark, mantan teknisi mesin perakitan.

Kesengsaraan dialami Wiley, akibat penyekapan yang dilakukan ayahnya selama 13 tahun pertama kehidupannya.
Dia terpisah dari segala bentuk kehidupan sosial. Selama bertahun-tahun sang kakaklah yang memberinya makanan. Itupun dilakukan seperlunya, di ruang penyekapan, dengan suara seminim mungkin.

Bahkan sang kakak hanya bisa berbicara dengan cara berbisik. Semuanya takut pada sang ayah.
Akibat minimnya komunikasi, Wiley tidak belajar berbicara dan pertumbuhannya terhambat.

Pada 1970, ibu Genie yang saat itu berusia 50 tahun, berhasil melarikan diri dari rumah mereka di California, untuk kemudian meminta bantuan para pekerja sosial. Saat bertemu petugas sosial, kondisi Genie sangat memprihatinkan. Dia tak bisa lagi berdiri tegak, tubuhnya begitu kurus, kering, selalu meludah, dan tak bisa berkomunikasi.
Curiga bahwa telah terjadi penganiayaan, penyelidikanpun dilakukan, hingga berujung pada penangkapan sang ayah.
Dari kisah malang Genie Wiley, kita memperoleh gambaran, betapa komunikasi sangat penting dalam kehidupan sosial manusia. Tetapi pentingnya berkomunikasi itu, bukan hanya setelah manusia lahir ke dunia.
Ketika anak masih di dalam kandungan pun, komunikasi sudah menjadi bagian penting kehidupan. Sebuah situs kesehatan, Hellosehat.com, menulis bahwa dari hasil penelitian, para ahli di University of Maryland Medical Center mengetahui bahwa bayi sudah dapat mendengar suara dari lingkungan luar, sejak usia kehamilan 19 sampai 30 minggu.

Proses komunikasi sejak bayi dalam kandungan ini, juga dikemukakan Murnia Suri dan  Nelliraharti, dalam artikel berjudul “Intensitas Komunikasi Ibu Hamil Terhadap Janin sebagai Rangsangan Pendengaran dan Perkembangan Otak Dalam Perkenalan Kosakata”, yang dimuat dalam Journal of Education Science (JES), Oktober 2019.

Dengan mengutip hasil riset dokter spesialis kandungan dari Universitas Boston, Amerika Serikat, David Chamberlain, Murnia dan Nelliraharti mengemukakan bahwa banyak anak yang telah mulai belajar sejak dalam kandungan, menunjukkan adanya kemampuan kecerdasan ganda (multiple intelligences) pada usia sekolah.

Hal ini senada dengan uraian dari pakar janin Dr William Liley dari University of Aukland, dari Selandia Baru.

Menurutnya, anak yang mendapatkan banyak stimulasi sejak dari kandungan akan lebih cepat berkembang, daripada mereka yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan stimulasi.

Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, akan semakin besar manfaatnya terhadap perkembangan anak.
Dari uraian tersebut, kita mengetahui bahwa komunikasi, ternyata sangat penting dalam mendukung perkembangan kemampuan berpikir. Bahkan komunikasi perlu dilakukan orang tua, sejak anaknya masih berada di dalam kandungan.

Pengertian
Lalu apa sebenarnya komunikasi itu dan bagaimana berlangsung ?  Ponco Dewi Karyaningsih, dalam Ilmu Komunikasi, yang diterbitkan Samudra Biru (2018), mengutip pandangan beberapa ahli, seperti Shanon dan Weaver, Alo Liliweri, Harorld D Lasswell, dan lain-lain.

1. Shanon dan Weaver : komunikasi adalah bentuk interaksi manusia, yang saling mempengaruhi satu sama lain, berlangsung secara sengaja atau tidak sengaja, dan tidak terbatas dalam bentuk bahasa verbal, tapi juga ekspresi muka, lukisan, dan teknologi.

2. Prof Dr Alo Liliweri : berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu pengalihan pesan dari sumber kepada penerima, agar dapat dipahami.

3. William Albig : komunikasi adalah proses pengoperan lambang yang berarti, di antara individu-individu.

4. Carl I.Hovland : Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.

5. M. Djenamar, SH : Komunikasi adalah seni untuk menyampaikan informasi, ide-ide, seseorang kepada orang lain.

Dari beberapa pendapat itu, dapat diketahui bahwa dalam komunikasi, selalu terdapat pihak atau orang yang menjadi pengirim dan penerima pesan. Selain itu juga terdapat lambang, pesan, atau informasi yang disampaikan, dan pengaruh atau akibat yang timbul dari proses tersebut.

Adapun pihak yang menyampaikan dan menerima pesan, sebenarnya bukan hanya manusia sebagai individu, tetapi juga kelompok, organisasi, lembaga, atau bahkan negara.

Selain itu dalam kehidupan sehari-hari, tak menutup kemungkinan pula komunikasi dilakukan oleh orang dengan binatang atau sebaliknya.
Sepintas, ini merupakan sesuatu yang aneh. Walaupun demikian, profesor ilmu perilaku dari Universitas Chicago, Nicholas Epley berpendapat sebaliknya.

Menurut dia, kemampuan manusia untuk berkomunikasi dengan hewan adalah sesuatu yang wajar. Ini dilakukan dengan melekatkan ciri-ciri menusia, pada binatang, tumbuhan, atau bahkan benda mati (KBBI). Menurut Epley, kemampuan untuk melakukan antropomorfisme hanya dimiliki mahluk dengan kecerdasan tinggi. Hingga saat ini, mahluk dengan kecerdasan semacam itu yang hidup di muka bumi adalah kita, manusia.

Jadi bukan sesuatu yang aneh, ketika kucing peliharaan anda terus mengeong sambil menggesek-gesekan tubuhnya ke tempat makannya, dan anda langsung tahu bahwa dia meminta mekan.

Terlepas dari siapa yang terlibat dalam komunikasi, agar proses tersebut berhasil, setiap lambang atau pesan yang disampaikan, harus bermakna. John R. Wenburg dan William W Wilmot, berpendapat bahwa komunikasi adalah suatu usaha untuk memperoleh makna.

Adapun Judy C Pearson dan Paul E Nelson, berpendapat bahwa komunikasi adalah proses untuk memahami dan berbagi makna.

Uniknya, hampir semua bunyi yang ada di dunia ini memiliki makna. Mulai dari kata-kata yang disampaikan, sampai kepada suara-suara alam.

Bahkan suara dentuman yang tak diketahui asalnya pun, bisa diberi makna, minimal orang akan menyebutnya sebagai dentuman.

Tetapi makna saja, tidak cukup. Makna tersebut harus dipahami bersama oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Ini seperti pendapat Lexicographer, yang mengatakan bahwa komunikasi adalah upaya yang bertujuan berbagi, untuk mencapai kebersamaan.

Jika dua orang berkomunikasi, maka pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.

Sebagai contoh, ketika seseorang penyampai pesan menyebutkan kata “anjing”, untuk hewan berkaki empat yang bisa menggongong, penerima pesan juga harus memaknainya secara sama.

Permasalahannya, karena persepsi, cara pandang, kebudayaan, dan bahasa yang berbeda, makna akan sesuatu bisa berbeda bagi orang lain.

Sebagai contoh adalah kata “Ambu”. Dalam bahasa Jawa, kata ini bermakna “aroma”, tetapi di masyarakat Sunda, kata ini bermakna “Ibu”.

Demikian pula ketika ada tulisa “Angel”, orang Inggris atau Amerika akan mengejanya sebagai enjel yang berarti “malaikat”. Tetapi untuk tulisan yang sama, masyarakat Sunda tetap mengejanya sebagai “angel” yang bermakna “lama”. Adapun dalam bahasa Jawa, memaknainya sebagai “susah”. Contoh lain, adalah kata “atos”, yang dalam bahasa Jawa bermakna “keras”, di dalam bahasa Sunda bermakna “sudah”.

Dengan adanya perbedaan bahasa dan pemahaman tersebut, pihak-pihak yang berkomunikasi harus saling berusaha menyamakan pemahaman.

Terlepas dari siapa atau apa yang terlibat, dalam komunikasi selalu terdapat proses, antara lain seperti yang digambarkan Harold Dwight Lasswel, profesor di Chicago School of Sociology, Yale University, sekaligus Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika dan Akademi Seni dan Sains Dunia. (Wikipedia).

Menurutnya, komunikasi merupakan proses yang menjelaskan who, say what, in which channel, to whom, with what effect (siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa).


(Diagram model komunikasi Lasswell)

Keterangan :
1. Komunikator = penyampai pesan
2. Pesan = lambang, informasi
3. Media = media komunikasi
4. Komunikan = penerima pesan
5. Dampak = akibat dari komunikasi

Fungsi Komunikasi
Setelah memahami proses komunikasi, kita juga perlu memahami pula tentang alasan untuk apa manusia berkomunikasi. Fungsi komunikasi menurut para ahli di antaranya :

1. Menurut Thomas M. Scheidel
Kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk membangun kontak sosial, dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan.

2. Menurut Gordon I Zimmerman et al
Tujuan komunikasi dibagi menjadi dua kategori. Pertama, kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita – untuk memberi makan dan pakaian kepada diri-sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain.

3. Menurut Rudolf F Verderber
Komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi sosial, yakni untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertent, seperti: apa yang akan kita makan pagi hari, apakah kita akan kuliah atau tidak, bagaimana belajar menghadapi tes.

4. Menurut Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson
Komunikasi mempunyai dua fungsi umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri sendiri yang meliputi: keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua, untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki hubungn sosial danmengembangkan keberaaan suatu masyarakat.

5. Menurut William I. Gorden

a. Fungsi Komunikasi Sosial
b. Fungsi Komunikasi Eskpresif
c. Fungsi Komunikasi Ritual
d. Fungsi Komunikasi Instrumental
e. Fungsi Komunikasi Persuasif
f. Fungsi Komunikasi Produksi

a. Fungsi Komunikasi Sosial
Komunikasi berperan sangat penting, terutama sebagai bagian dari proses berhubungan dengan orang lain. Tanpa adanya komunikasi, tidak mungkin satu orang bisa terhubung dengan lainnya. Inilah mengapa komunikasi kemudian disebut sebagai hal penting yang bermanfaat dalam hal sosial.
Karena itu menurut Schramm, (1982), seperti disampaikan Gunawan Wibisono, dalam “Media Baru dan Nasionalisme Anak Muda” mengungkapkan bahwa Wilbur Schramm menyebut, masyarakat dan komunikasi adalah “kata kembar” yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Masyarakat tidak mungkin terbentuk tanpa komunikasi, begitu juga sebaliknya, tanpa masyarakat, komunikasi juga tidak akan berkembang.

b. Fungsi Komunikasi Eskpresif
Fungsi komunikasi selanjutnya yakni sebagai sarana berekspresi.  mengungkapkan ekspresi-ekspresi tertentu dari seseorang. Ekspresi tersebut tidak hanya dalam bentuk verbal namun juga dalam bentuk nonverbal. Sebagai contoh komunikasi ekspresif, adalah ketika anak-anak menangis meraung-raung, karena tidak dituruti keinginannya oleh sang ibu. Bisa juga ketika mahasiswa berunjuk rasa, mendesak pemerintah mengubah kebijakan. Contoh lain ketika seorang seniman musik, menciptakan sebuah lagu sedih karena baru saja ditinggal oleh pasangan hidupnya.

3. Fungsi Komunikasi Ritual
Gorden juga mengemukakan tentang fungsi komunikasi, yang berkaitan dengan nilai-nilai keyakinan seseorang, kelompok atau masyarakat terhadap tradisi, budaya, keluarga, adat, suku, bangsa atau agamanya, dengan melaksanakan ritual-ritual tertentu. Sebagai contoh adalah komunikasi yang digunakan saat mereka melaksanakan ritual yang berhubungan dengan kelahiran, pernikahan, membangun rumah baru, hingga kematian. Juga ritual saat upacara wisuda, upacara memperingati ulang tahun negara, dan lain sebagainya.
4. Fungsi Komunikasi Instrumental
Fungsi komunikasi instrumental adalah ketika komunikasi digunakan untuk  memberitahu atau menerangkan kepada orang lain. Melalui komunikasi, hal-hal yang belum jelas sebelumnya bisa diperjelas melalui proses komunikasi yang efektif.  Contoh yang paling mudah adalah bagaimana seorang guru menerangkan pelajaran kepada murid-muridnya.

5. Komunikasi Persuasif
Fungsi selanjutnya adalah komunikasi untuk membujuk atau mengajak orang lain agar mempercayai sebuah informasi, dengan menyampaikan data dan fakta yang akurat. Selain itu juga komunikasi yang digunakan untuk membujuk seseorang, agar melakukan sesuatu. Sebagai contoh adalah seorang guru yang meminta para siswanya belajar lebih keras, karena banyak nilai ujian yang diperoleh sebelumnya di bawah standar.

6. Komunikasi Produksi
Dalam kehidupannya, manusia selalu berusaha memproduksi sesuatu. Mulai dari hal-hal sederhana seperti memasak, hingga membuat karya lebih besar seperti membuat buku, menerbitkan majalah, membangun gedung pencakar langit, atau menggalang partisipasi masyarakat untuk bersama-sama melakukan sesuatu. Pada saat inilah komunikasi sangat penting, bukan hanya pada saat pelaksanaan, tetapi juga mulai dari memunculkan ide, membuat perencanaan, melaksanakan, hingga melakukan evaluasi.
Selain memiliki fungsi, komunikasi juga dilakukan untuk tujuan tertentu. Menurut Onong Ujhana Effendi dalam “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek”, terdapat tiga tujuan komunikasi. Masing-masing adalah agar pesan yg disampaikan dapat dimengerti oleh pihak lain, untuk memahami orang lain, agar gagasan dapat diterima, dan menggerakkan pihak lain untuk melakukan sesuatu.
Media Komunikasi

Telah disinggung pada bagian terdahulu, bahwa dalam sebuah proses komunikasi, sering diperlukan media untuk menyampaikan informasi. Onong Uchjana Efendi, menghubungkan media dengan proses komunikasi.
Menurut dia, proses komunikasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder. Komunikasi primer adalah proses transfer pesan yang dilakukan secara langsung. Ini seperti ketika dua orang atau lebih berkumpul di sebuah kafe dan mengobrol.
Para pihak yang terlibat dalam komunikasi tersebut, menggunakan lambang-lambang yang bermakna, untuk menyampaikan gagasan, informasi, ide, sikap dan sebagainya. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi, adalah bahasa, isyarat, gambar, warna, bau, dan sebagainya.
Adapun untuk komunikasi sekunder, yaitu komunikasi menggunakan media kedua, setelah lambang sebagai media pertama. Media dalam komunikasi ini bisa berupa surat, telepon, SMS, radio komunikasi antarpenduduk, WhastApp, Telegram, Facebook, blog, spanduk, xbanner, sampai komunikasi menggunakan media massa, antara lain surat kabar, majalah, tabloid, radio siaran, televisi, dll. Pada materi selanjutnya, akan disampaikan mengenai komunikasi dengan menggunakan media massa. – Bersambung (*)
Untuk versi PDF, silakan didownload di sini.

Komentar