MADU Jadi Senjata Perang Dunia III



WABAH covid-19 akibat virus corona atau SARS- CoV-2, membuat korban berjatuhan.

Sebagai gambaran, pada 10 Juli 2020, sebanyak
12,500,553 orang terinfeksi, 560,271 orang meninggal, tetapi kita patut bersyukur, karena 6,881,385 dapat sembuh.

Pada hari yang sama, khusus untuk Indonesia, sebanyak 72,347 orang terinfeksi, dan 3,469 di antaranya meninggal. Patut disyukuri pula, sebanyak 33,529 dapat sembuh.

Ini bagaikan perang dunia III. Tetapi bukan bangsa melawan bangsa lain, tetapi umat manusia melawan virus.

Sedemikian berbahaya virus ini, memaksa kita untuk mengambil langkah-langkah pencegahan.
Karena itulah cara hidup manusia di berbagai belahan bumi pun berubah.

Saat ini yang sedang populer, bukan lagi "sedia payung sebelum hujan", tetapi "sedia masker sebelum bepergian", "sediakan waktu untuk cuci tangan, sebelum tertular", atau "sediakan ruang untuk kita berjarak".

Tetapi apakah itu cukup ?Ternyata belum.

Kita masih butuh untuk memperkuat pertahanan tubuh.
Tetapi itu tentu bukan dengan berbaju zirah seperti Iron Man, melainkan dengan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman yang mampu membantu meningkatkan imun.

Sistem imun atau sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. (Wikipedia).

Salah satu cara paling mudah, adalah dengan rutin mengonsumsi madu.

Hal itu karena di dalam madu terdapat zat antiinflamasi, yang dapat melawan bakteri penyebab radang tenggorokan.

Madu juga mengandung antioksidan dan agen antibakteri, yang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Madu juga dapat digunakan untuk membantu pengobatan berbagai macam penyakit
Madu dapat membantu kelenjar ludah untuk menghasilkan lebih banyak air liur, sehingga memperlancar jalur napas. (Warta Ekonomi).

Beragam khasiat ini diteliti oleh Rumah Sakit Khusus Infeksi di Galang.
Seperti diberitakan  (Rumah Sakit Berikan Madu), Kepala RSKI Kol Ckm dokter Khairul Ihsan Nasution, menyebutkan ada hasil positif pasien yang diberi madu.

"Pada hasil pemeriksaan swab oleh BTKL Batam dinyatakan dua kali negatif. Mereka yang menerima suplemen madu jauh lebih cepat memberikan hasil yang negatif terhadap hasil swabnya," tutur dr. Khairul Ihsan Nasution.

Karena itu, tunggu apa lagi. Demi masa depan, konsumsi madu sekarang. (***)

Komentar