Wana
Wisata Penggaron adalah kawasan hutan di wilayah KPH (Kesatuan
Pemangkuan Hutan) Semarang, BKPH (Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan)
Penggaron RPH (Resort Pemangkuan Hutan) Susukan-Gedawang, di petak 2 s/d
8 dan 10 s/d 12 seluas 500 ha.
Letak geografis pada 110 derajat 14’54,75’ – 110 derajat 39,3” bujur Timur dan 7 derajat 3”57 – derajat7 30” Lintang Selatan. Konfigurasi alam yang berbukit. Berada pada ketinggian +- 210 – 348 m dpl, suhu udara berkisar antara 20 deerajat – 26 derajat C dengan curah hujan rata-rata 2146 mm/tahun
Masyarakat di sekitar Semarang biasa memanfaatkan Wana Wisata Penggaron ini untuk berbagai aktivitas. Mulai dari olahraga, jungle tracking, outbound training, latihan SAR, Pramuka, rekreasi, hingga penelitian dan kepentingan ilmu pengetahuan lainnya.
Khusus untuk rekreasi, di kawasan itu pengunjung bisa bermain golf, uji ketangkasan bersepeda motor, atau hanya sekadar duduk-duduk sambil menonton monyet.
Wanawisata Penggaron juga merupakan lokasi pengamatan burung (bird watching) yang cukup bagus. Selain lokasinya yang sangat dekat dengan kota, Wanawisata Penggaron juga memiliki koleksi hidupan liar terutama burung yang cukup banyak dan menarik. SBC mencatat setidaknya ada 97 spesies yang terdapat dalam wanawisata tersebut. Dengan beberapa spesies yang menarik seperti Merak Hijau, Elang Ular Bido, Kadalan Birah, Kadalan Kembang dan beberapa raptor migran.
Potensi berupa keanekaragamanjenis burung di dalamnya serta jalur migrasi raptor dari belahan bumi utara tersebut, diharapkan mampu membuat Wana Wisata Penggaron bukan hanya dikenal sebagai hutan wisata yang biasa saja, namun juga mampu menjadi ekoeduwisata (wisata alam yang berwawasan lingkungan dan pendidikan).
Menuju Lokasi: Dari arah Semarang setelah Taman Unyil maju terus, setelah Bappeda Kabupaten Semarang belok kiri, belok kiri lagi lantas belok kanan. Bisa juga setelah Mapolres Ungaran belok kiri, lurus mentok belok kiri, maju terus mentok belok kanan, setelah menyeberangi jembatan Tol Semarang Solo, Wana Wisata Penggaron ini berada di sebelah kiri jalan.
Selain itu, di hutan ini juga banyak terdapat titik rawan longsor. Lokasi ini sebenarnya cocok bagi pelajar untuk mempelajari ilmu kebumian. Sungai yang berhulu di kawasan itu juga bisa menjadi lokasi yang baik untuk dipelajari. Termasuk soal aliran permukaan, aliran air dalam tanah, dan sedimentasinya.
Hutan ini sebenarnya juga merupakan daerah penyangga bagi Semarang bagian bawah. Jika lahan di hutan ini berubah, maka debit air sungai Banyumeneng (Mranggen, Demak), Kali Babon (Semarang dan Demak) dan Banjirkanal Timur (Semarang) bisa naik hingga 35 kali lipat.
Apabila itu sampai terjadi, maka daerah-daerah yang dilalui sungai-sungai tersebut bisa terkena banjir bandang yang mematikan. Daerah-daerah itu antara lain Banyumeneng (Mranggen), Bukit Kencana Jaya (Semarang), Rowosari (Tembalang, Semarang), Klipang (Tembalang, Semarang), Pedurungan, Jalan Majapahit, hingga Kaligawe.
Karena itu pula, perubahan tata guna lahan (walaupun sebagian), seperti untuk Jalan Tol Semarang-Solo dan pembangunan taman safari, harus dikaji dengan sangat cermat. Jangan sampai, rakyat kecil menjadi korban banjir akibat kesalahan pemerintah dalam membuat kebijakan. Pemerintah, mestinya juga memperhatikan kepentingan “wong cilik”, bukan hanya para pemilik modal.
Lokasi Wana Wisata Penggaron:
GPS Waypoint: 7°6?54.52?S (Latitude) 110°25?14.16?E (Longitude)
Google Map Refference ( -7.115145,110.4206)
Letak geografis pada 110 derajat 14’54,75’ – 110 derajat 39,3” bujur Timur dan 7 derajat 3”57 – derajat7 30” Lintang Selatan. Konfigurasi alam yang berbukit. Berada pada ketinggian +- 210 – 348 m dpl, suhu udara berkisar antara 20 deerajat – 26 derajat C dengan curah hujan rata-rata 2146 mm/tahun
Masyarakat di sekitar Semarang biasa memanfaatkan Wana Wisata Penggaron ini untuk berbagai aktivitas. Mulai dari olahraga, jungle tracking, outbound training, latihan SAR, Pramuka, rekreasi, hingga penelitian dan kepentingan ilmu pengetahuan lainnya.
Khusus untuk rekreasi, di kawasan itu pengunjung bisa bermain golf, uji ketangkasan bersepeda motor, atau hanya sekadar duduk-duduk sambil menonton monyet.
Wanawisata Penggaron juga merupakan lokasi pengamatan burung (bird watching) yang cukup bagus. Selain lokasinya yang sangat dekat dengan kota, Wanawisata Penggaron juga memiliki koleksi hidupan liar terutama burung yang cukup banyak dan menarik. SBC mencatat setidaknya ada 97 spesies yang terdapat dalam wanawisata tersebut. Dengan beberapa spesies yang menarik seperti Merak Hijau, Elang Ular Bido, Kadalan Birah, Kadalan Kembang dan beberapa raptor migran.
Potensi berupa keanekaragamanjenis burung di dalamnya serta jalur migrasi raptor dari belahan bumi utara tersebut, diharapkan mampu membuat Wana Wisata Penggaron bukan hanya dikenal sebagai hutan wisata yang biasa saja, namun juga mampu menjadi ekoeduwisata (wisata alam yang berwawasan lingkungan dan pendidikan).
Menuju Lokasi: Dari arah Semarang setelah Taman Unyil maju terus, setelah Bappeda Kabupaten Semarang belok kiri, belok kiri lagi lantas belok kanan. Bisa juga setelah Mapolres Ungaran belok kiri, lurus mentok belok kiri, maju terus mentok belok kanan, setelah menyeberangi jembatan Tol Semarang Solo, Wana Wisata Penggaron ini berada di sebelah kiri jalan.
Selain itu, di hutan ini juga banyak terdapat titik rawan longsor. Lokasi ini sebenarnya cocok bagi pelajar untuk mempelajari ilmu kebumian. Sungai yang berhulu di kawasan itu juga bisa menjadi lokasi yang baik untuk dipelajari. Termasuk soal aliran permukaan, aliran air dalam tanah, dan sedimentasinya.
Hutan ini sebenarnya juga merupakan daerah penyangga bagi Semarang bagian bawah. Jika lahan di hutan ini berubah, maka debit air sungai Banyumeneng (Mranggen, Demak), Kali Babon (Semarang dan Demak) dan Banjirkanal Timur (Semarang) bisa naik hingga 35 kali lipat.
Apabila itu sampai terjadi, maka daerah-daerah yang dilalui sungai-sungai tersebut bisa terkena banjir bandang yang mematikan. Daerah-daerah itu antara lain Banyumeneng (Mranggen), Bukit Kencana Jaya (Semarang), Rowosari (Tembalang, Semarang), Klipang (Tembalang, Semarang), Pedurungan, Jalan Majapahit, hingga Kaligawe.
Karena itu pula, perubahan tata guna lahan (walaupun sebagian), seperti untuk Jalan Tol Semarang-Solo dan pembangunan taman safari, harus dikaji dengan sangat cermat. Jangan sampai, rakyat kecil menjadi korban banjir akibat kesalahan pemerintah dalam membuat kebijakan. Pemerintah, mestinya juga memperhatikan kepentingan “wong cilik”, bukan hanya para pemilik modal.
Lokasi Wana Wisata Penggaron:
GPS Waypoint: 7°6?54.52?S (Latitude) 110°25?14.16?E (Longitude)
Google Map Refference ( -7.115145,110.4206)
Komentar
Posting Komentar
Kirim komentar ya, jangan lupa link-nya